Penyakit ini merupakan salah satu "selebritis" dalam permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia termasuk di dunia. Dalam "keahliannya" membunuh para penderitanya, stroke termasuk jajaran 10 besar penyakit paling mematikan di dunia.
Bagaimana cara mengenali gejala stroke?? Jenis-jenis penyakit stroke?? dan pertanyaan lain yang menyangkut stroke, tidak salah jika Anda meluangkan waktu beberapa saat untuk berkenalan dengan penyakit yang satu ini.
Secara ringkas, penyakit stroke adalah berkurangnya suplai oksigen atau darah ke otak. Otak tidak bisa berfungsi dengan baik jika kekurangan oksigen, termasuk komunikasi otak dengan bagian-bagian tubuh lainnya.
Jaringan otak pun lama kelamaan mengalami degenerasi (mati). Berkurangnya pasokan oksigen ke otak ini terjadi akibat penyempitan, penyumbatan di pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah.
Gejala Stroke
Perhatikan Gejala-gejala Stroke di Bawah ini. Pada umumnya, stroke terjadi secara mendadak. Orang yang tampaknya sehat bisa terkena serangan stroke secara tiba-tiba. Pada saat itu, sel otak mati akibat kekurang suplai oksigen. Sel yang mati akan bertambah banyak dan bertambah luas dalam waktu yang cepat.
Gejala-gejala stroke adalah sebagai berikut:
1. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
2. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
3. Penglihatan ganda.
4. Pusing.
5. Bicara tidak jelas (rero).
6. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
7. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
8. Pergerakan yang tidak biasa.
9. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
10.Ketidakseimbangan dan terjatuh.
11.Pingsan.
Jenis Penyakit Stroke
Penyakit stroke dapat secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu strokeiskemik dan hemorragik.
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi karena penyumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak sehingga pasokan oksigen dan nutrien ke otak mengalami gangguan. Sebagian besar stroke masuk ke dalam kategori ini.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
- Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
- Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
- Stroke hemorragik adalah stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi pendarahan. Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) rentan dengan stroke kategori ini. Hampir 70 persen stroke kategori ini terjadi pada penderita yang telah mengalami tekanan darah tinggi.
Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
- Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
- Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Faktor-faktor Penyebab Penyakit Stroke
Faktor-faktor resiko suatu penyakit adalah suatu kondisi atau keadaan yang menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap serangan suatu penyakit dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki faktor-faktor resiko tersebut. Untuk penyakit stroke, faktor-faktor penyebab tersebut dapat dibagi dua menurut tingkat pengendaliannya, yaitu:
1. Faktor-faktor yang tidak bisa dihindari atau dikendalikan.
Faktor-faktor ini merupakan faktor alamiah yang melekat pada seseorang tertentu. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengnendalikan faktor-faktor ini.
2. Faktor-faktor yang bisa dikendalikan atau dihindari
Faktor-faktor ini merupakan akibat dari kebiasaan yang buruk yang bisa meningkatkan resiko terkena penyakit stroke. Faktor-faktor ini lah yang seharusnya kita perhatikan agar bisa minimalkan kejadiannya pada diri kita masing-masing.
Faktor-faktor yang Tidak Bisa Dikendalikan :
1. Usia
Dari berbagai studi yang dilakukan tentang penyakit stroke, umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Pada umumnya, orang yang telah berumur tua lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan yang lebih muda. Ini adalah kondisi alamiah yang harus diterima. Pada saat umur bertambah, kondisi jaringan tubuh sudah mulai kurang fleksibel dan lebih kaku, termasuk dengan pembuluh darah.
Jenis Kelamin.
Pria lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin lebih berhubungan dengan faktor-faktor pemicu lainnya yang lebih banyak dilakukan oleh pria dibandingkan dengan perempuan, misalnya merokok, minum alkohol, dan sebagainya.
2. Ras atau warna kulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai ras warna kulit putih lebih banyak yang terkena stroke dibandingkan dengan ras dengan berwarna kulit berwarna gelap.
Keturunan.
Orang yang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat terkena stroke akan lebih rentan dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut dalam keluarganya.
Faktor-faktor yang Bisa Dikendalikan
Ini adalah faktor-faktor resiko penyakit stroke yang bisa dikendalikan. Bisa dikendalikan di sini artinya faktor-faktor tersebut bisa kita kendalikan kejadiannya pada diri kita.
3. Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Orang-orang yang terkena hipertensi memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena serangan stroke. Bahkan tekanan darah tinggi ini merupakan penyebab penyakit stroke yang utama. Pada orang yang terkena darah tinggi, aliran darahnya menjadi tidak normal dan lambat akibat penyempitan yang terjadi pada pembuluh darah. Suplai oksigen dan glukosa ke otak pun (yang di bawa oleh aliran darah) juga akan mengalami penurunan.
4. Penyakit jantung.
Penyakit jantung juga merupakan faktor penting yang menyebabkan serangan stroke. Gangguan atau kelainan jantung menyebabkan pemompaan darah ke seluruh bagian tubuh lainnya, termasuk ke otak, menjadi tidak normal. Dari hal ini bisa dipahami hubungan yang erat antara penyakit jantung dan stroke.
5. Kencing manis.
Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) juga menjadi pemicu terjadinya serangan stroke pada seseorang. Orang yang terkena kencing manis akan mempunyai gangguan pada pembuluh darah yang juga mempengaruhi aliran darah.
6. Kadar kolesterol darah yang tinggi.
Kandungan kolesterol dalam darah yang terlalu tinggi di atas ambang normal (hiperkolesterolemia) juga akan menjadi faktor pemicu terjadinya stroke.
7. Merokok.
Kebiasaan merokok akan meningkatkan kadar fibrinogen di dalam darah. Fibrinogen yang tinggi dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah yang akan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan tidak lentur, serta bisa menimbulkan plak.
8. Obesitas atau kelebih berat badan.
9. Alkohol berlebihan.
Secara umum, meningkatnya konsumsi alkohol selalu disertai dengan meningkatnya tekanan darah yang mengarah pada peningkatan risiko stroke iskemik dan hemoragik.
Konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya asnirin. Dengan demikian, konsumsi alkohol yang cukup justru dianggap dapat melindungi tubuh dan bahaya stroke iskemik.
The New England Journal of Medicine (edisi 18 November 2000) melaporkan: “Physicians Health Study telah memantau, bahwa 22.000 pria yang selama 12 tahun mengonsumsi alkohol sekali sehari terbukti mengalami penurunan risiko stroke.” Klaus Berger M.D. (Brigham and Women’s Hospital, Boston) pula menemukan manfaat alkohol bila dikonsumsi seminggu sekali.
Akan tetapi realitasnya, disiplin penggunaan manfaat alkohol dalam konsumsi sangat sulit dikendalikan dan efek sampingnya justru lebih berbahaya. Penelitian lain pula menyimpulkan: “Dengan mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat memengaruhi jumlah platelet yang mengarah pada kekentalan dan penggumpalan darah. Alhasil, hal ini akan menyebabkan pendarahan di otak dan meningkatkan risiko stroke iskemik.”
10. Obat-obatan terlarang.
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan senyawa olahannya dapat menyebabkan stroke, di sampingg memicu faktor risiko lain seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah. Kokain juga meyebabkan gangguan atau memercepat denyut jantung (arrythmias). Obat-obatan tersebut menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Diakui bahwa marijuana mampu mengurangi tekanan darah dan apabila berinteraksi dengan faktor risiko lain, seperti hipertensi dan merokok, akan menyebabkan tekanan darah naik turun dengan cepat. Keadaan ini berpotensi merusak pembuluh darah.
11.Cedera kepala dan leher.
Cedera pada kepala dapat menyebabkan pendarahan di dalam otak. Kerusakannya pun sama seperti pada stroke hemoragik. Cedera pada leher, apabila terkait dengan robeknya tulang punggung atau pembuluh carotid — akibat peregangan atau pemutaran leher secara berlebihan atau karena tekanan pada pembuluh merupakan penyebab stroke yang cukup signifikan, terutama pada seorang berusia muda.
12.Infeksi.
Infeksi virus dan bakteri yang dapat bergabung dengan faktor risiko lain tersebut memicu terjadinya stroke. Secara alamiah, sistem kekebalan tubuh biasanya melakukan perlawanan terhadap infeksi yang meningkatkan peradangan dan menangkal infeksi pada darah. Sayangnya, reaksi kekebalan ini meningkatkan faktor penggumpalan darah yang justru memicu risiko stroke embolik-iskemik.
Stroke Pada Wanita
Perlu diwaspadai juga risiko stroke khusus pada wanita yangmenggunakan pil kontrasepsi, hamil dan melahirkan, dan menopause.
Penggunaan kontrasepsi oral.
Faktor risiko stroke ini berkaitan dengan terjadinya fluktuasi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi seorang wanitadalam berbagai tahapan dalam kehidupannya. Penelitian memperlihatkan bahwa kontrasepsi oral jenis lama, dengan kandungan estrogen yang tinggi dapat memperbesar risiko stroke pada wanita. Tetapi, kontrasepsi oral jenis baru dengan kandungan estrogen lebih rendah, secara nyata tidak meningkatkan risiko stroke pada wanita.
Kehamilan dan melahirkan.
Penelitian lain memperlihatkan bahwa kehamilan dan melahirkan menempatkan seorang wanita pada risiko terkena stroke meskipun tidak tinggi, yakni 8 di antara 100 wanita hamil. Risiko stroke terbesar seringkali terjadi pada periode 6 minggu setelah melahirkan (post-parturn). Penyebabnya tidak diketahui namun perubahan hormonal pada akhir kehamilan diduga dapat meningkatkan risiko stroke.
Menopause.
Berbagai penelitian menunjukkan ketika produksi hormon estrogen pada usia menopause berkurang, resiko stroke pada wanita meningkat secara drastis. Untuk mengurangi pengaruh menopause sekaligus menurunkan resiko stroke kadangkali disarankan terapi sulih hormon (Hormon Replacement Therapy) tetapi terapi tersebut perlu dilakukan dengan kontrol dokter untuk memperkecil efek sampingnya (kanker payudara dan kanker rahim).
Stroke Pada Usia Muda
Stroke itu penyakit orang tua? Ayolah, buang jauh-jauh pendapat itu. Di Amerika Serikat setiap tahunnya 15.000-an orang berusia antara 30-44 tahun terserang stroke.
Para ahli klinis seringkali membagi kelompok muda dalam dua kategori, yaitu di bawah usia 15 tahun, dan berusia antara 15 hingga 44 tahun. Orang yang masih muda nampaknya lebih berpeluang menderita stroke hemoragik dibandingkan strokeiskemik. Seorang anak yang mengalami stroke mungkin kehilangan suara, kehilangan bahasa yang ekspresif (termasuk bahasa tubuh dan gerak isyarat), kehilangan tenaga pada salah satu sisi tubuh (hemiparesis), kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiplegia), kerusakan pembicaraan (disartria).
Derita Pasca Stroke
Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke. Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke.
Dari jumlah tersebut:
- 1/3 bisa pulih kembali,
- 1/3 mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
- 1/3 sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
- Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita tress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
Akibat Stroke lainnya:
- 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
- 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
- 70% menderita depresi.
- 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.
Pencegahan Stroke
Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH, Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke.Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.
Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.
Jika Anda tak ingin dan belum menjadi korbannya, mulai sekarang juga harus melakukan tindakan pencegahan. Berikut ini sejumlah saran dari Harold P. Adams, Jr. MD., profesor neurologi di University of Iowa Hospital and Clinic, Iowa City, AS., untuk mengurangi risiko stroke.
Tips Mencegah Stroke :
1. Periksa tekanan darah secara rutin.
Riset menunjukkan, rajin kontrol mengurangi 40 persen risiko stroke. "Mengontrol tekanan darah tinggi itu vital bagi pencegahan stroke" ujar Prof. Adams. Bila lebih dari 140/90, berarti tekanan darah Anda tinggi. Usahakan untuk menurunkannya.
2. Singkirkan tembakau.
Hasil studi memperlihatkan, menjauhi tembakau mengurangi risiko stroke sampai 33 persen. "Tidak ada istilah merokok sedikit. Harus berhenti sama sekali, sejak saat ini!" tandas Prof. Adams.
3.Periksa leher Anda.
Mintalah dokter mendengarkan bunyi mendesing di leher Anda. Ini terutama penting jika Anda mengalami aterosklerosis (pengerasan dan penebalan pembuluh darah) yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah.
4.Lakukan latihan olahraga.
Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan pada usia antara 25-40 tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57 persen. Sedangkan yang mulai latihan saat usianya 40-55 tahun, kesempatannya 37 persen lebih baik untuk terhindar dari stroke.
5.Asal hijau atau orange, santap saja.
Terlalu dini menyebut beta-karoten dapat mencegah stroke. Tapi makan sayur dan buah (sumber beta-karoten) lebih banyak setiap harinya, kata Prof. Adams, sangat baik.
6. Makanlah potasium.
Riset menegaskan, mengkonsumsi makanan kaya potasium sehari-hari, mengurangi risiko stroke 40 persen. Kentang adalah sumber potasium yang baik, selain alpukat, kedelai, pisang, salmon dan tomat.
7. Kenali kandungan aspirin.
Memang aspirin sering disebut bisa membantu mencegah stroke. "Tapi kalau Anda tidak memiliki risiko stroke, dampaknya bisa kurang baik," ujar Prof. Adams. Konsultasilah pada dokter.
8. Kurangi lemak.
Apa yang baik bagi jantung Anda, baik pula bagi otak. Menjaga kadar kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan stroke. Makanlah lemak tidak lebih dari 25 persen kebutuhan kalori.
9. Jauhi alkohol.
Kalau Anda belum berkenalan dengan alkohol, lebih baik tidak usah kenal, walau ada penelitian yang menyatakan bahwa dalam jumlah tertentu bisa mencegah stroke dan serangan jantung. Sebab, tidak pernah jelas ukuran minum secukupnya itu.
10. Hindari stress.
Sebuah penelitian dari Case Western Reserve University telah diketahui bahwa pria yang selalu merasa cemas 3x lebih mungkin untuk mengalami stroke iskemik dari pada pria yang lebih tenang. Karena kecemasan bisa menyebabkan kelebihan produksi kronis dopamine, suatu neuro transmitter yg mengatur kontrol dari sirkulasi otak.
11. Kurangi minum soda.
Sebuah penelitian dari Loma Linda University telah diketahui bahwa seseorang yang minum dalam jumlah besar cairan lain selain air, sebenarnya memiliki risiko 46% terkena stroke. Dalam teorinya mengatakan bahwa mengkonsumsi minuman bergula seperti soda akan memicu keluarnya air dari aliran darah, & menyebabkan penebalan darah.
12.Kurangi kadar homosistein.
Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin & mineral dapat menurunkan kadar homosistein yang berhubungan dengan terjadinya stroke. Asupan tambahan folat akan membantu mengurangi risiko stroke, tetapi hanya untuk beberapa orang. Menurut Direktur Medis Mind/Body Medical Institute Seth J Baum. MD mengatakan “Sebanyak 50-60 % tidak akan merespons dgn homosistein yg lebih rendah”. Dia merekomendasikan 1.000 mcg asam folat, ditambah 25 mg vitamin B6, 1.000 mcg B12, dan 1.800 mg asam amino N-asetil-sistein (NAC). Dia juga mengatakan "Dengan folat, B6, B12, & suplemen NAC, hampir semua orang akan memiliki kadar homosistein yang normal,"
13.Vaksin flu.
Seorang Peneliti dari Perancis menemukan bahwa orang yg mendapatkan vaksin flu setiap tahun selama 5 tahun memiliki resiko 42% lebih rendah mengalami serangan stroke dibandingkan mereka yg tidak.
14.Minum air.
Mulailah hari anda dengan meminum air putih di pagi hari, karena air putih dapat menjaga peredaran darah anda tetap lancar. Air membantu mengencerkan darah yang pada gilirannya memperkecil kemungkinan untuk membentuk bekuan darah. Sebuah penelitian di Loma Linda University telah diketahui bahwa orang yang meminum 5 gelas air atau lebih setiap hari dapat memangkas risiko stroke sebesar 53 % jika dibandingkan dgn orang yg minum kurang dari 3 gelas.
Herba
Beberapa jenis herba telah diteliti dan diakui secara internasional mampu memperkuat tubuh dan menyembuhkan penyakit. Berikut ini beberapa herba yang dianjurkan dalam perawatan stroke.
• Billberry (Vaccinium myrtillus)
• Dong Quai (Angelica sinensis)
• Bawang putih (Allium sativun)
• Ginko biloba
• Ginseng (Panax ginseng)
• Hawthorn (Crataegus monogyna)
• Turmeric (Curcurna longa).
Sementara itu, menurut David Wiebers, MD, profesor neurologi di Mayo Clinic, mengatakan bahwa sebanyak 50-80 % risiko stroke dapat dicegah.
Cara Mencegah Stroke paling ampuh menurutnya yaitu
" mulailah perubahan gaya hidup sehat sejak usia 25, 35, atau 45 tahun. Dengan begitu, Anda dapat memperkecil risiko stroke di usia 60, 70, atau 80an"
Sumber : Email & mypotik.blogspot.com