Sabtu, 22 September 2012

Kisah Seorang ibu Mata Satu

Ilustrasi


Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, ia adalah sebuah hal yang memalukan. Ibuku  menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar.
Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk
mendapatkan uang yang kami butuhkan. 
Ia adalah sebuah hal yang memalukan.

Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang. Aku sangat malu.
Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku? Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan
berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki satu mata?” dan mereka semua
mengejekku.


Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku,
”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?”
 Ibu tidak menjawab. Aku merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama,
rasanya sangat baik bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan
selama ini.

Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak berpikir bahwa aku telah
sangat melukai perasaannya.
Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis
disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, dan
pergi. 

Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati aku.
Meskipun begitu, Aku membenci ibuku yang menangis dari satu matanya. Jadi, Aku
mengatakan diri ku jikalau aku akan tumbuh dewasa dan menjadi sukses, karena aku
membenci ibu bermata-satu aku dan kemiskinan kami.

Lalu aku belajar dengan keras. aku meninggalkan ibu dan ke Seoul untuk belajar,
dan diterima di Universitas Seoul dengan segala kepercayaan diri. Lalu, aku menikah. aku
membeli rumah milikku sendiri. Lalu aku memiliki anak-anak juga. 

Sekarang, aku hidup bahagia sebagai seorang pria yang sukses. aku menyukainya disini karena ini adalah tempat yang tidak meningatkan aku akan ibu. 
Kebahagiaan ini menjadi besar dan semakin besar, ketika seseorang tidak terduga
menjumpai aku 
“Apa?! Siapa ini?”… Ini adalah ibu aku.. tetap dengan satu matanya. Ini rasanya seperti seluruh langit sedang jatuh ke diri aku. Anak perempuan aku lari kabur, takut akan mata ibu aku.

Dan aku bertanya kepadanya, “Siapa Anda? aku tidak mengenalmu!!” sandiwara aku. 
aku berteriak kepadanya “Mengapa engkau berani datang ke rumah aku dan menakuti anak aku! Pergi dari sini sekarang juga!”

Dan ibu dengan pelan menjawab, “Oh, maafkan aku. aku pasti salah alamat,” 
dan dia menghilang. Terima kasih Tuhan.. Ia tidak mengenali aku. aku merasa cukup lega. aku
mengatakan kepada diri aku bahwa aku tidak akan peduli, atau berpikir tentang ini sepanjang
sisa hidup aku.Lalu ada perasaan lega datang kepada aku.. 

Suatu hari, sebuah surat mengenai reuni sekolah datang ke rumah aku. aku berbohong kepada istri aku mengatakan bahwa aku akan pergi perjalanan bisnis. Setelah reuni ini, aku pergi ke rumah lama aku.. karena rasa penasaran saja, aku menemukan ibu aku terjatuh di tanah yang dingin. Tetapi aku tidak meneteskan satu air mata sekalipun. Ia memiliki sepotong kertas di tangannya.. dan itu adalah surat untuk diri aku.
=================================================

"Anakku,
Aku pikir hidupku sudah cukup lama saat ini. Dan.. aku tidak akan mengunjungi Seoul lagi..
tetapi apakah itu terlalu banyak jikalau aku ingin kamu untuk datang menunjungiku sekali-
kali nak? aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat lega ketika mendengar kamu akan
datang dalam reuni ini.

Tetapi aku memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.. Untuk Kamu.. aku meminta maaf
jikalau aku hanya memiliki satu mata dan aku hanya membawa kemaluan bagi dirimu.

Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu terkena sebuah kecelakaan, dan
kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak tahan melihatmu harus tumbuh
dengan hanya satu mata.. maka aku memberikanmu mata aku.. aku sangat bangga
kepada anak aku yang melihat dunia yang baru untuk aku, menggantikan aku, dengan mata itu.
Aku tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu lakukan. 

Beberapa kali ketika kamu marah kepada aku. aku berpikir sendiri,”Ini karena kamu mencintai aku.” Aku rindu waktu ketika kamu masih sangat kecil dan berada di sekitarku.
Aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Kamu adalah duniaku.... "

Forum Bluefame

"Mama, Jangan Benci Aku"

Kisah ini benar adanya dan saya menulisnya dengan hati yang dalam supaya kejadian ini menjadi pelajaran untuk kita semua supaya jangan ter...