Jumat, 03 Februari 2012

Menemukan Barang di Jalan


Assalamu'alaikum wr.wb.
1. Apabila kita menemukan uang senilai Rp 100 rb di jalan, apakah ini bisa kita kategorikan harta temuan dan wajib dizakati? Mengingat apabila diumumkan siapa yang memilikinya akan sangat kesulitan berkenaan dengan media dan biayanya. Bagamana sebaiknya?
2. Bagaimana apabila yang kita temukan berupa barang? Wassalamu'alaikum wr.wb.

 Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb. Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d:

Uang yang kita temukan di jalanan pastilah ada pemiliknya.
Dan pemiliknya itu adalah orang yang paling berhak untuk memilikinya kembali. Apabila kita secara tidak sengaja menemukan uang tergeletak di jalan, maka kewajiban kita adalah mengumumkan temuan itu agar pemiliknya yang merasa kehilangan bisa mendapatkan haknya kembali.

Dalam bahasa fiqih, kasus yang terjadi pada anda itu disebut sebagai barang LUQATHAH, atau barang temuan. Dan untuk itu ada aturan hukum tersendiri yang telah ditetapkan dalam syariah.
Luqathah atau barang temuan adalah harta yang hilang dari pemiliknya dan ditemukan oleh orang lain. Bila seseorang menemukan harta yang hilang dari pemiliknya, para ulama berbeda pendapat tentang tindakan/sikap yang harus dilakukan.

Bila Menemukan Barang Hilang, Apa Yang Harus Dilakukan?
A. Al-Hanafiyah mengatakan disunnahkan untuk menyimpannya barang itu bila barang itu diyakini akan aman bila ditangan anda untuk nantinya diserahkan kepada pemiliknya. Tapi bila tidak akan aman, maka sebaiknya tidak diambil. Sedangkan bila mengambilnya dengan niat untuk dimiliki sendiri, maka hukumnya haram.
B. Al-Malikiyahmengatakan bila seseorang tahu bahwa dirinya suka berkhianat atas hata oang yang ada padanya, maka haram baginya untuk menyimpannya.
C. Asy-Syafi`iyyah berkata bahwa bila dirinya adalah orang yang amanah, maka disunnahkan untuk menyimpannya untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Karena dengan menyimpannya berarti ikut menjaganya dari kehilangan. d. Sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal ra. mengatakan bahwa yang utama adalah meninggalkan harta itu dan tidak menyimpannya.

Kewajiban Orang Yang Menemukan Barang / Harta Yang Hilang. Islam mewajibkan bagi orang yang menemukan barang hilang untuk mengumumkannya kepada khalayak ramai. Dan masa penngumuman itu berlaku selama satu tahun.
Hal itu berdasarkan perintah Rasulullah SAW ”Umumkanlah selama masa waktu setahun.” Pengumuman itu di masa Rasulullah SAW dilakukan di pintu-pintu masjid dan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang seperti pasar, tempat resepsi dan sebagainya. Bila Tidak Ada Yang Mengakui?

Bila telah lewat masa waktu setahun tapi tidak ada yang datang mengakuinya, maka para ulama berbeda pendapat. Sebagian mengatakan bolehlah bagi penemu untuk memiliki harta itu bila memang telah berusaha mengumumkan barang temuan itu selama setahun lamanya dan tidak ada seorangpun yang mengakuinya. Hal ini berlaku umum, baik penemu itu miskin ataupun kaya. Pendapat ini didukung oleh Imam Malik ra. Imam Asy-Syafi`i ra. dan Imam Ahmad bin Hanbal ra. Sedangkan Imam Abu Hanifah ra. mengatakan hanya boleh dilakukan bila penemunya orang miskin dan sangat membutuhkan saja. Tapi bila suatu saat pemiliknya datang dan telah cocok bukti-bukti kepemilikannya, maka barang itu harus dikembalikan kepada pemilik aslinya. Bila harta temuan itu telah habis, maka dia wajib menggantinya.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.


Versi ke 2 :

Pertama,  Barang Temuan adalah barang berharga.
Bagi yang menemukannya, di sunnahkan untuk mengambilnya dan mengumumkannya kepada halayak selama satu tahun. Jika datang pemiliknya, maka ia (penemu) menyerahkannya. Dan jika tidak diketahui pemiliknya selama setahun itu, maka ia  (penemu) boleh mensedekahkannya kepada orang lain atau memanfaatkannya untuk  kepentingan pribadinya.
Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw :
Yang artinya :  “Dari Suaid bin Ghaflah, ia berkata, Saya bertemu Aus bin Ka’b, ia mengatakan : saya menemukan kantung berisi uang sebesar 100 dinar. Kemudian saya mendatangi Rasulullah saw. Ia berkata: “Umumkan selama satu tahun”. Kemudian saya umumkan, tetapi pemiliknya tidak ada datang. Kemudian saya mendatangi Rasulullah tiga kali. Rasulullah berkata, “simpan barang tersebut, hingga pemiliknya datang. Jika tidak, pakailah”.

Kedua,   Barang Temuan adalah barang ringan / remeh.
Bagi yang menemukannya di sunnahkan untuk mengambilnya dan mengumumkannya kepada halayak dalam waktu (diperkirakan) info tersebut sampai kepada pemiliknya (misalnya tiga hari). Jika datang pemiliknya, maka ia (penemu) menyerahkannya. Dan jika tidak diketahui pemiliknya selama masa tersebut, maka ia  (penemu) boleh memanfaatkannya untuk  kepentingan pribadinya. Bahkan jika barang temuan  ringan tersebut berupa makanan, maka ia bisa memanfaatkannya tanpa harus mengumumkannya.

Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw yang artinya :  Dari Jabir r.a, ia berkata : Rasulullah saw memberikan rukhsoh (dispensasi) kepada kami, jika ditemukan tongkat, tali dan sejenisna, maka penemunya bisa memanfaatkanya.
Status barang temuan adalah wadiah (titipan) pemiliknya di tangan penemunya.  Maka ia tidak bertanggung jawab, jika barang tersebut rusak atau hilang bukan karena kelalaian atau teledoran.
Wallahu a’lam bish-shawab
Wassalamu alaikum wr.wb.

Sumber : Sobatmuslim.com

"Mama, Jangan Benci Aku"

Kisah ini benar adanya dan saya menulisnya dengan hati yang dalam supaya kejadian ini menjadi pelajaran untuk kita semua supaya jangan ter...