Senin, 18 Februari 2013

Mengenal Flu Burung


Flu burung, atau yang juga disebut Avian Flu, sentak menyita perhatian semua pihak di seluruh dunia. Kecepatan virus yang menyebar dimana-mana dan kemampuannya bermutasi dengan cepat sehingga mampu menyerang baik hewan dan manusia menimbulkan kekhawatiran akan keganasan virus yang dapat menyebabkan kematian. 
Saat ini Flu Burung diketahui telah menyerang hampir seluruh Negara di Asia, Belanda, Rusia, Australia, Itali, Chile, Meksiko, Belanda, Belgia dan Jerman serta Amerika dan saat ini merambah Afrika.

Sebenarnya kasus flu burung telah muncul sejak tahun 1878 di Italia, dimana pada saat itu banyak ditemukan unggas yang mati mendadak. Namun penyebab matinya unggas tersebut baru diketahui pada tahun 1955 yang ternyata adalah virus influenza. 


Pada awalnya virus ini dikenal tidak berbahaya karena tidak dapat menyerang spesies lain termasuk manusia karena perbedaan jenis reseptor virus, namun setelah ditemukan bahwa flu yang menyerang unggas ini juga menyerang 2 anak laki-laki pada tahun 1997 di Hongkong dan menyebar ke seluruh Asia, serentak kasus flu burung menjadi pandemik yang mengkhawatirkan semua pihak di dunia.

Tiongkok, lagi-lagi ditunjuk sebagai Negara tempat asal muasal dimana virus yang menyerang unggas ini dapat bermutasi menyerang manusia. Propinsi Guandong diketahui merupakan sumber asal timbulnya keturunan virus Flu burung paling ganas yang kemudian menyebar secara internasional. 

Penemuan ini dihasilkan dari penelitian yang mencari rentetan genetik virus yang disimpan dalam Bank gen, sebuah akses umum yang menyimpan sumber data informasi genetika. Dari hasi kerangka model pohon, diketahui virus dari Tiongkok merupakan versi dasar virus yang diteliti dan diambil dari beberapa kasus flu burung di seluruh dunia. 
Besarnya peternakan unggas di Tiongkok dan minimnya pengetahuan serta kedekatan jarak antara tempat tinggal peternak dan kandang menjadi salah satu faktor yang memicu cepatnya mutasi dan penyebaran virus ini.

Propinsi lainnya yang diduga menjadi daerah tempat penyebaran virus lain adalah propinsi Qinghai yang berada di sebelah barat laut Tiongkok. Penyebaran virus ini sangat cepat terutama di Negara-negara sekitar seperti Indochina, India, Asia Tenggara dan juga benua Eropa. Namun di Negara-negara tersebut virus mematikan H5N1 terbukti tidak menyebar kemana-mana dan hanya menjangkiti daerah tersebut.

Virus flu burung dapat dengan mudah tersebar dan untuk wilayah dimana terdapat banyak peternakan unggas resiko terjangkit penyakit ini menjadi lebih besar. Penyebarannya dari Negara satu ke Negara lainnya diketahui disebarkan oleh migrasi burung liar dimana virus berpindah dari tetesan sekresi burung yang terinfeksi yang mengenai peternakan unggas komersial dan juga lingkungan disekitarnya. 

Resikonya menjadi lebih besar bilamana peternakan tersebut berada di alam terbuka dimana burung liar atau unggas domestik dapat dengan mudah bergabung dan mencemari sumber air/makanan dengan tetesan sekresi yang terinfeksi virus flu burung. Selain itu pasar burung yang becek serta kondisi sanitasi yang tidak baik dapat menjadi kondisi yang pas untuk penyebaran penyakit.

Virus yang hidup dalam tubuh burung yang terinfeksi dikeluarkan dalam jumlah yang besar lewat tetesan sekresi burung yang dapat mencemari debu dan tanah tempat mereka singgah atau tinggal. Virus itu kemudian berterbangan di udara dan dihirup oleh burung lain sehingga menyebabkan burung tersebut terinfeksi. Virus ini juga dapat terbawa oleh kaki dan badan hewan serta tubuh serangga yang berfungsi sebagai perantara penyebaran.

Tikus dan lalat serta hewan yang tinggal di tempat yang kotor merupakan vector mekanis utama penyebaran virus flu burung. Pada manusia, virus dapat disebarkan saat manusia bersentuhan dengan sekresi burung yang terinfeksi. Virus dapat menempel di peralatan, kendaraan, pakan dan kandang serta pakaian yang nantinya berpindah dari satu lahan peternakan ke yang lain. Virus yang menempel ini dapat menginfeksi manusia saat tidak sengaja menghirup atau tertelan ke dalam tubuh.

Virus ini juga masih dapat hidup dalam daging unggas yang tidak dimasak dengan benar dan menginfeksi manusia kala memakan daging yang mengandung virus tersebut. Virus flu burung dapat hidup pada suhu dingin, dan kotoran yang terkontaminasi selama 3 bulan. Virus dapat bertahan dalam air selama 4 hari dengan suhu 22 derajat celcius dan lebih dari 30 hari di suhu 0 derajat. Dalam 1 gram kotoran yang terkontaminasi, terdapat virus yang dapat menyerang 1 juta burung.

Flu burung menyebar dari satu Negara ke Negara lainnya melalui perdagangan hewan ternak yang masih hidup, migrasi burung dan burung air. Infeksi virus yang dibawa oleh mereka hanya menyebabkan pengaruh yang kecil bagi tubuh mereka tapi dapat dengan mudah ditularkan melalui tetesan sekresi sekali saja dalam penerbangan yang sangat jauh.

Di Indonesia, pada rentang jarak antara bulan Oktober 2003 hingga Februari 2005, virus flu burung telah merenggut nyawa 60 orang dan mematikan 14,7 juta ekor ayam. Penyebarannya di Indonesia ditengarai diawali dari kabupaten Indramayu dimana di kabupaten tersebut kerap menjadi lalu lintas migrasi jutaan burung terutama saat perpindahan musim. Kepulauan rakit, yaitu pulau Rakit Utara, Pulau Gosong, dan Pulau Rakit Selatan adalah tempat beristirahatnya burung-burung dari Australia dan Eropa yang bermigrasi.

Ciri-ciri Flu Burung pada Unggas

Penularan flu burung yang dibawa oleh unggas liar kepada unggas ternak menjadi momok tersendiri oleh para peternak. Belum juga hilang bayangan ketakutan akan tertularnya diri sendiri dan keluarga oleh keganasan virus flu burung, peternak juga dibayangi kerugian akan matinya unggas-unggas peliharaan mereka. 

Sebelum flu burung menggemparkan dunia sejak ditemukan pada tahun 1997 di Hong Kong, telah banyak penyakit muncul pada unggas yang di Indonesia sempat dikenal dengan penyakit New Castle dan Tetelo. Namun karena tidak menular kepada manusia, kedua penyakit tersebut tidak menjadi pandemik yang ditakutkan.

Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat membunuh 1 juta burung. Virus ini kemudian menempel pada berbagai media seperti sarana transprotasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minuman unggas yang tercemar, pekerja di peternakan dan burung-burung liar.

Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu :

1.Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan
2.Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut dengan kaki kerokan
3.Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan
4.Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut
5.Timbulnya diare berlebih
6.Cangkang telur lembek

Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu

Segera laporkan pada Dinas Kesehatan jika anda mendapati unggas peliharaan anda mengalami ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas.
  
Gejala pada Manusia

Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.

Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :

1.Menderita ISPA
2.Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
3.Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
4.Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
5.Sakit kepala
6.Lemas mendadak

Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian
Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung, atau bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A, atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.

Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita adalah positif jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar 4 kalinya.


Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus seorang anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan koma panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu pemeriksaan secara medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala penyakit yang tidak wajar.

Cara Praktis Pencengahan Flu Burung

Penyakit flu burung merupakan jenis influenza yang disebabkan oleh virus H5N1. Flu burung tidak hanya mengancam hewan unggas tetapi juga jiwa manusia. Penyakit ini dapat memicu penyakit saluran pernapasan akut yang dapat mengakibatkan kematian pada manusia.

Sedangkan gejala flu burung sangat mirip dengan flu pada biasanya, seperti batuk, demam, sakit kepala, nyeri otot, serta nyeri dada. Kemiripan antara gejala flu burung dengan flu biasa, sering menyebabkan kesalahan pada diagnosa awal, sehingga penderita terlambat memperoleh perawatan medis yang lebih intensif. Maka perlu dilakukan beberapa tindakan untuk menghindari kondisi penyakit yang lebih buruk atau penyebaran virus, sehingga dapat mencegah penyakit flu burung.

Berikut merupakan cara praktis mencegah penyebaran virus flu burung:

1.   Selalu jaga kondisi kesehatan tubuh Anda. Sebab virus influenza dapat bermutasi, sehingga mempercepat penyebaran virus. Ketika virus H5N1 bercampur dengan penyakit flu biasa, maka gabungan kedua virus influenza tersebut dapat mengakibatkan kondisi kesehatan semakin memburuk.

2.   Hindari kontak langsung dengan unggas liar, atau unggas yang dipelihara seperti ayam, itik dan angsa. Jagalah kebersihan makanan dan kandang hewan unggas Anda. Jika diketahui terdapat unggas yang mati akibat terinfeksi penyakit flu burung maka segera bakar dan kubur unggas tersebut. Kemudian laporkan kejadian pada aparat pemerintahan setempat, agar diikuti tindak lanjut pencegahan penyakit flu burung dari pemerintah.

3.    Hindari mengkonsumsi makanan hasil peternakan unggas seperti telor atau daging dalam keadaan setengah matang. Sebab virus flu akan mati jika kita memasak dengan menggunakan suhu 80°C ke atas. Lebih baik tidak membeli makanan di rumah makan atau restoran cepat saji, sebab Anda tidak mengetahui proses pengolahan makanan tersebut secara pasti.

4.   Cuci tangan Anda secara teratur dengan sabun selama 20 detik. Jika Anda batuk-batuk atau bersin-bersin gunakan masker untuk menghindari penyebaran virus. Sebab batuk atau bersin bisa menyebarkan virus dari tetesan mikroskopis di udara. Jangan menggosok mata, menggigit kuku, dan mengorek hidung atau telinga.

5.   Orang yang sedang melakukan perjalanan pada suatu tempat yang sedang mengalami pandemi flu burung, sebaiknya melakukan tindakan agresif untuk mencegah flu burung. Misalnya menghindari daerah yang terdapat banyak unggas seperti daerah pertenakan dan kebun binatang. Hindari tempat keramaian seperti mall, supermarket, kendaraan umum atau pasar. Selalu gunakan masker jika berinterakasi dengan orang lain.

6.   Jangan pernah berbagi barang pribadi dengan orang lain, seperti pisau cukur, handuk, sikat gigi, tempat makanan, gunting kuku hingga sapu tangan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terinfeksi virus flu dari orang lain.

Mencegah flu burung dapat dilakukan dengan vaksinasi, baik untuk unggas peliharaan dan manusia yang berada di sekitar unggas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus H5N1.

Sumber : fluburung.org

"Mama, Jangan Benci Aku"

Kisah ini benar adanya dan saya menulisnya dengan hati yang dalam supaya kejadian ini menjadi pelajaran untuk kita semua supaya jangan ter...